
Namun berbeda dengan yang dialami oleh Aniek Qori'ah Sriwijaya ataupun Andrea Pia Yates. Nama yang pertama disebut adalah seorang ibu yang berasal dari Bandung, dan yang kedua adalah wanita berkebangsaan Amerika. Keduanya melakukan hal yang sama, yang membuat banyak orang berpikir : "sudah gilakah mereka?" Kedua ibu tadi tega membunuh anak-anak mereka dengan tangan mereka sendiri. Sungguh suatu hal yang mengejutkan banyak orang. Apa yang sebenarnya terjadi?
Andrea Pia Yates membenamkan 5 anaknya dengan rentang usia 6 bulan hingga 7 tahun ke bak mandi hingga tewas pada 20 Juni 2001 di Texas, Amerika Serikat. Kisah Aniek Qori'ah Sriwijaya (31) di Bandung, Jawa Barat, hampir serupa, meski belum ada kepastian tentang penyakit apa yang dideritanya. Anak dokter dan lulusan Planologi ITB dengan IPK di atas 3 ini baru hanya diduga mengalami gangguan jiwa. Aniek membekap 3 anaknya dengan rentang usia 9 bulan hingga 6 tahun dengan bantal dan kasur hingga tewas pada 8-9 Juni 2006.
"Saya ini ibu yang buruk. Saya ini iblis. Cara saya membesarkan mereka tidak akan menyelamatkan mereka. Mereka ditakdirkan binasa dalam api neraka," kata Andrea yang saat itu berusia 37 tahun. Sementara alasan Aniek membunuh anak-anaknya adalah karena Aniek takut tidak bisa membahagiakan anak-anaknya.
Aniek bahkan kemudian heran, kok bisa dirinya membunuh anak-anaknya. Padahal Aniek, saat kuliah di ITB dulu adalah salah satu aktivis Masjid Salman, yang paling tidak (walaupun korelasinya harus dikaji ulang) mempunyai benteng keimanan yang cukup, yang seharusnya mampu mencegah dari segala perbuatan yang dilarang agama, ya kan?
Apa yang sebenarnya terjadi pada Aniek dan Andrea? Menurut para ahli mereka didiagnosa menderita depresi post partum. Depresi merupakan gangguan afeksi yang paling sering dijumpai dalam masa post partum (Gorrie, 1998). Walaupun insidensinya sulit untuk diketahui secara pasti, namun diyakini 10-15% ibu yang melahirkan mengalami gangguan ini (Green & Adams, 1993). Angka kejadian depresi post partum di Indonesia sendiri juga belum dapat diketahui secara pasti hingga kini, mengingat belum adanya lembaga terkait yang melakukan penelitian terhadap kasus tersebut.
Tanda dan gejala yang mungkin diperlihatkan pada penderita Depresi Post Partum adalah sebagai berikut :
-perasaan sedih dan kecewa
-sering menangis
-merasa gelisah, cemas dan irritable
-kehilangan interest dalam hal-hal yang menyenangkan
-nafsu makan menurun
-kehilangan energi dan motifasi untuk melakukan sesuatu
-tidak bisa tidur (insomnia)
-perasaan bersalah dan putus harapan (hopeless)
-penurunan atau peningkatan BB yang tidak dapat dijelaskan
-memperlihatkan penurunan keinginan mengurus bayinya
Walaupun banyak wanita mengalami depresi post partum segera setelah melahirkan, namun beberapa wanita tidak merasakan tanda depresi sampai beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian. Depresi dapat saja terjadi dalam kurun waktu 6 bulan berikutnya. Depresi post partum mungkin saja berkembang menjadi postpartum psikosis, walaupun jarang terjadi.
Hal tersebut merupakan penyakit yang sangat serius dan semua gejala depresi post partum dialami oleh mereka yang menderita postpartum psikosis dan bisa sampai melukai diri sendiri hingga bahkan membunuh anak-anaknya.
Penyebab DPP sendiri belum diketahui secara pasti (Gorrie, 1998). Namun beberapa hal dicurigai sebagai factor predisposisi terjadinya DPP, yakni :
- perubahan hormonal yang cepat
- masalah medis dalam kehamilan seperti PIH (pregnancy-induced hypertention), Diabetes Mellitus atau disfungsi tiroid
- riwayat depresi, penyakit mental, alkoholik, baik pada diri si wanita maupun dalam keluarga
- karakter personal seperti harga diri rendah ataupun immaturity
- marital dysfunction ataupun ketidakmampuan membina hubungan dengan orang lain yang mengakibatkan kurang support system
- marah dengan kehamilannya (unwanted pregnancy)
- merasa terisolasi
- kelemahan, gangguan tidur, ketakutan terhadap masalah keuangan keluarga dan melahirkan anak dengan kecacatan atau penyakit.
Beberapa intervensi berikut dapat membantu seorang wanita terbebas dari ancaman depresi paska melahirkan, yakni :
Pelajari diri sendiri
Pelajari dan mencari informasi mengenai depresi postpartum, sehingga Anda sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka Anda akan segera mendapatkan bantuan secepatnya.
Tidur dan makan yang cukup
Diet nutrisi cukup penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang terbaik dengan makan dan tidur yang cukup. Keduanya penting selama periode postpartum dan kehamilan.
Olahraga
Olahraga adalah kunci untuk mengurangi postpartum. Lakukan peregangan selama 15 menit dengan berjalan setiap hari, sehingga membuat Anda merasa lebih baik dan menguasai emosi berlebihan dalam diri Anda.
Hindari perubahan hidup sebelum atau sesudah melahirkan
Jika memungkinkan, hindari membuat keputusan besar seperti membeli rumah atau pindah kerja, sebelum atau setelah melahirkan. Tetaplah hidup secara sederhana dan menghindari stres, sehingga dapat segera dan lebih mudah menyembuhkan postpartum yang diderita.
Beritahukan perasaan Anda
Jangan takut untuk berbicara dan mengekspresikan perasaan yang Anda inginkan dan butuhkan demi kenyamanan Anda sendiri. Jika memiliki masalah dan merasa tidak nyaman terhadap sesuatu, segera beritahukan pada pasangan atau orang terdekat.
Dukungan keluarga dan orang lain diperlukan
Dukungan dari keluarga atau orang yang Anda cintai selama melahirkan, sangat diperlukan. Ceritakan pada pasangan atau orangtua Anda, atau siapa saja yang bersedia menjadi pendengar yang baik. Yakinkan diri Anda, bahwa mereka akan selalu berada di sisi Anda setiap mengalami kesulitan.
Persiapkan diri dengan baik
Persiapan sebelum melahirkan, sangat diperlukan. Ikutlah kelas senam hamil yang sangat membantu, serta buku atau artikel lainnya yang Anda perlukan.
Kelas senam hamil akan sangat membantu Anda dalam mengetahui berbagai informasi yang diperlukan, sehingga nantinya Anda tak akan terkejut setelah keluar dari kamar bersalin. Jika Anda tahu apa yang diinginkan, pengalaman traumatis saat melahirkan akan dapat dihindari.
Lakukan pekerjaan rumah tangga
Pekerjaan rumah tangga sedikitnya dapat membantu Anda melupakan golakan perasaan yang terjadi selama periode postpartum. Kondisi Anda yang belum stabil, bisa Anda curahkan dengan memasak atau membersihkan rumah. Mintalah dukungan dari keluarga dan lingkungan Anda, meski pembantu rumah tangga Anda telah melakukan segalanya.
Dukungan emosional
Dukungan emosi dari lingkungan dan juga keluarga, akan membantu Anda dalam mengatasi rasa frustasi yang menjalar. Ceritakan kepada mereka bagaimana perasaan serta perubahan kehidupan Anda, hingga Anda merasa lebih baik setelahnya.
Dukungan kelompok Depresi Postpartum
Dukungan terbaik datang dari orang-orang yang ikut mengalami dan merasakan hal yang sama dengan Anda. Carilah informasi mengenai adanya kelompok depresi postpartum yang bisa Anda ikuti, sehingga Anda tidak merasa sendirian menghadapi persoalan ini.
penjelasan Wanita Depresi Post Partum Pasca Melahirkan Jarang Mereka Tahu ini Penjelasanya Referensi : dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar